(Purwakarta),-Alam di Indonesia bisa
menghasilkan sebuah karya besar, gunung menjulang tinggi bisa menjadi
puisi, laut bisa menjadi puisi apapun bisa menjadi puisi, potensi besar
itu harus kita manfaatkan terutama oleh para sastrawan – sastrawan dalam
membangun perubahan bangsa. Demikian salah satu petikan sambutan Bupati
Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, SH., dalam pembukaan Sastrawan Berbicara,
Siswa Bertanya (SBSB), yang diselenggarakan oleh SMPN 2 Purwakarta, di
Pendopo Kabupaten Purwakarta, Rabu (28/5).
Dalam sambutannya, Dedi menuturkan bahwa profesi sastrawan masih
dianggap sebelah mata, padahal menurutnya karya sastra lebih indah
dibandingkan dengan menonton tv. “Kenapa sastrawan masih menjadi
pekerjaan sampingan, karena di indonesia pemerintah dan masyarakatnya
masih belum menganggap bahwa pekerjaan seni itu sebagai profesi yang
begitu sangat dihormati betul, masih belum didengar apalagi orang
mendengar puisi aneh – aneh . Saya mengenalkan puisi ke kalangan pejabat
dan pelajar setiap bulannya, kita berkeliling padahal mendengarkan
puisi itu lebih indah dibandingkan menonton bioskop.”, ujarnya.
Selain itu Dedi menegaskan bahwa dengan sastra apapun bisa menjadi
kreatifitas, begitu juga dengan masalah tawuran pelajar, menurutnya
karya sastra bisa menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut. “ apa
yang terjadi dalam lingkungan kita sebenarnya indonesia ini, alam
negara kita ini indah setiap jengkalnya bisa melahirkan karya sastra,
dibuat gunung lahir puisi gunung, dibuat laut lahir puisi laut, dibuat
sawah lahir puisi tentang persawahan, angin, pepohonan dan apapun bisa
menjadi karya sastra, makanya alangkah aneh pelajarnya tawuran, kenapa
tawuran karena memahami pelajaran menjadi mekanisasi, mekanisasi menjadi
benda mati, benda mati didorong menjadi benda produksi itu yang membuat
mereka depresi, sehingga menurut saya bahwa persoalan karya sastra
didikotonomikan menjadi jurusan, akan tetapi sekolah harus dimasuki
pelajaran sastra agar tubuh siswanya tidak menjadi kekakuan tetapi dalam
tubuhnya masuk nilai – nilai estetik.”, jelasnya.
Dedi mengungkapkan bahwa orang terdahulu sudah mengenal sastra,
dengan karya – karyanya, dimana menurutnya karya tersebut memiliki nilai
yang lebih sehingga hingga sekarang karyanya bisa dinikmati. “pelajaran
sastra sudah dipelajari oleh dulu, jampi – jampi, jangjawokan
merupakan sebuah karya sastra yang ditulis oleh orang tua dahulu,
memiliki nilai estetik, nilai mistik dan nilai spirit apabila memiliki
tiga nilai tersebut itulah yang disebut kesempurnaan karya sastra, kalau
karya sastra hanya disusun kata – kata tanpa memasuki nilai tersebut
maka karya tersebut tidak bisa mengguncang hati manusia.”, ungkapnya.
Dirinya pun mengapresiasi terhadap kegiatan tersebut, menurutnya
untuk memfasilitasi nilai estetik di sekolah, menurutnya di Purwakarta
telah dilakukan dengan tematik pendidikan di sekolah – sekolah.
“Menyambut baik kegiatan ini, dan di Purwakarta hari kamis itu hari
estetik dimana siswa dibebaskan dari seragam formal disekolah, boleh
melakukan nilai – nilai esetetika sehingga disekolah di Purwakarta kamis
itu menjadi ruang estetika dengan sebutan nyanding wawangi.”, tuturnya.
Sedangkan menurut Kepala Sekolah SMPN 2 Purwakarta, H. Ade Nandang
Suryana, Spd, M.pd, yang juga sebagai penyelenggara acara menuturkan
bahwa Sastrawan Berbicara, Siswa Bertanya sebagai bentuk mengenalkan
nilai apresiasi dan nilai estetik terhadap siswa.” Kegiatan sendiri
merupakan program dari direktorat untuk mengembangkan minat dan bakat
siswa dalam bidang sastra, sehingga kedepan akan lahir karya – karya
dari siswa.”, ujarnya.
Sedangkan menurut Kasi Kurikulum Dikdas Disdikpora Purwakarta,
Khusni Rahayu, mengungkapkan dengan adanya SBSB ini bisa menjadi jalan
kedepan untuk memfasilitasi para siswa di Purwakarta untuk mengikuti
event- event. “ SBSB ini juga bagian upaya mempersiapkan potensi siswa
dibidang sastra, sehingga dalam menghadapi event Purwakarta sudah siap
dan Dinas Pendidikan akan memfasilitasinya.”, ujarnya.
Untuk potensi siswa dalam karya seni, salah satu tokoh sastrawan
Jawa Barat Imam Soleh, potensi sastra di Purwakarta, sudah berjalan
cukup baik hal itu ditunjang dimana pemerintah daerahanya memfasilitasi
para kalangan dalam apresiasi seni sastra dan kegiatan seni lainnya. “
menurut saya potensi sudah ada, sehingga tinggal dikembangkan saja, dan
tujuan dari SBSB merupakan bagian dari mengenalkan sastra kepada
pelajar, untuk Purwakarta sendiri saya apresiasi pemerintah daerahnya
atas prakarsa pak Dedi dengan memberikan memfasilitas dalam pengembangan
sastra.”, ujarnya.
Kegiatan sendiri diikuti oleh para pelajar SD, SMP dan SMA se
Purwakarta, selain itu kegiatan sendiri diisi oleh berbagai pembacaan
puisi, seperti Ari Kpin, Taufiq Ismail, Peri, Jamal D Rahman, Joni
Ariadinata serta sastrawan Purwakarta Ayi Kurnia.
(HUMAS SETDA PURWAKARTA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar