Purwakarta merupakan salah satu kabupaten yang terus berkembang, dan menjadi salah satu kunjungan wisatawan di Jawa Barat, dan saat ini mulai mengembangkan kota berbasis teknologi dalam upaya membangun salah satu kota dengan predikat "Smart City Indonesia". Tepat pada tanggal 21 Februari tahun 2015, diresmikan Museum Diorama di Purwakarta, dan merupakan Museum Digital Pertama yang didirikan di Purwakarta, serta berbeda dengan museum-museum lain pada umumnya. Museum Diorama yang letaknya di jalan Gandanegara nomor 25 ini berada di tengah kota Purwakarta.
Nama lain dari Museum Diorama yaitu Bale Panyawangan Diorama. Selain namanya yang unik, isi museum ini juga menarik. Bagaimana tidak, sebagian besar isi museum ini berbasis teknologi menggunakan sistem digital. Sehingga pengunjung diharapkan tidak bosan ketika mengunjungi museum ini.
Terdapat beberapa ruangan atau tempat dalam museum yang sengaja dipisahkan dan setiap tempat tersebut menyimpan ceritanya sendiri. Setidaknya ada 9 Bale yang ada di museum ini. Setiap bale menampilkan dan menyimpan budaya sunda dan sejarah tentang Purwakarta tentunya.
Yang banyak menarik perhatian pengunjung adalah adanya sebuah buku besar berbasis teknologi yang secara digital akan menampilkan sejarah-sejarah yang ada. Jadi buku tersebut bisa dipindah halaman demi halamannya dengan sendiri oleh pembacanya.
Ada juga sepeda yang menghadap ke layar monitor, di mana dengan menaiki dan mengayuh sepeda tersebut pengunjung akan dibawa mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Purwakarta. Perjalanan dan lokasi wisata tersebut digambarkan dalam bentuk visual di layar monitor.
Bagian isi museum yang penting lainnya juga terdapat video pidato kenegaraan dari Presiden Indonesia, mulai dari presiden pertama hingga presiden saat ini. Selain itu ditampilkan juga video pidato-pidato dari bupati Purwakarta yang pertama sampai bupati yang memimpin saat ini.
Hal unik lainnya yaitu terdapat suatu ruangan menyerupai bioskop mini. Pengunjung wajib melepas alas kaki ketika memasuki ruangan tersebut. Di dalam ruangan tersebut ternyata pengunjung harus berjoget mengikuti alunan musik dengan lirik Sate Maranggi yang merupakan makanan khas Purwakarta.
Untuk dapat mengunjungi museum ini, pengunjung juga tidak dipungut biaya masuk alias Gratis. Diharapkan dengan adanya museum ini pengunjung dapat lebih mengenal sejarah sunda, kisah perjuangan pahlawan, dan lebih mengenal lebih dekat lagi betapa istimewanya Purwakarta, serta Purwakarta dapat terus "Membangun Smart City dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi" kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar