(Purwakarta),-Pada sejatinya sekolah itu pusatnya perubahan cara
berpikir,sehinga perlu sekolah kembali kehakikat semula sebagai tempat
membangun peradaban. Hal itu diungkapkan oleh Bupati Purwakarta, H. Dedi
Mulyadi,SH., disela – sela kegiatan seminar Penggantian Nama Sekolah di
Kabupaten Purwakarta. Selasa (27/1). Di Bale Citra Resmi.
Dedi mengungkapkan bahwa perlu adanya kepecayaan diri dalam bangsa
indonesia khususnya para generasi muda,karena menurutnya produk
indonesia dari pakaian,kuliner serta lainnya lebih baik dibandingkan
dengan bangsa lainnya.
“Negara nyaris tidak memiliki identitas dari pendidikan makanan hingga kuliner tidak mempunyai karakter dan lebih membanggakan peradaban orang lain,sehingga perlu dirombak dengan daya pikir dengan membangun inovasi dan kreativitas,karena produk bangsa kita sejatinya lebih unggul dibandingkan bangsa lain.”, ujarnya.
“Negara nyaris tidak memiliki identitas dari pendidikan makanan hingga kuliner tidak mempunyai karakter dan lebih membanggakan peradaban orang lain,sehingga perlu dirombak dengan daya pikir dengan membangun inovasi dan kreativitas,karena produk bangsa kita sejatinya lebih unggul dibandingkan bangsa lain.”, ujarnya.
Membangun kreativitas tersebut menurut Dedi harus dimulai dari
sekolah,karena itu sekolah harus bisa membangun dan merombak cara
berpikir siswa kearah produktifitas dan kreativitas.
“perlu diajarkan kembali sekolah harus kembali merombak cara berpikir siswa dengan mengedepankan kreativitas,misalnya industri peternakan dan perikanan harus dimasukan dalam sistem pendidikan,apabila kita hany amenjadi konsumen maka kita akan mudah dijajah maka arahkan siswa kepada hal yang bisa membangun produktifitas sehingga bisa bersaing.”,tuturnya.
“perlu diajarkan kembali sekolah harus kembali merombak cara berpikir siswa dengan mengedepankan kreativitas,misalnya industri peternakan dan perikanan harus dimasukan dalam sistem pendidikan,apabila kita hany amenjadi konsumen maka kita akan mudah dijajah maka arahkan siswa kepada hal yang bisa membangun produktifitas sehingga bisa bersaing.”,tuturnya.
Lebih lanjut menurut Dedi,dirinya akan membangun sekolah yang
berbasis tata nilai lingkungan atau disesuaikan dengan karakter
wilayahnya,bahkan dirinya menawari sekolah – sekolah yang ada di
Purwakarta untuk menggarap tanah milik pemda untuk dijadikan basis
pertanian maupun peternakan.
“Kita akan mulai membangun sekolah yang memiliki tata nilai yang berbasiskan budaya & lingkungan,misalnya Sekolah di Wanayasa yang memiliki karakter pertanian maka sekolah disana diarahkan pada nilai pertanian minimal sekolah tersebut bisa menghasilkan produk misalnya manggu dan itu akan dikembangkan diseluruh sekolah di wilayah Purwakarta bahkan sekolah boleh menggarap tanah yang dimiliki pemda untuk dijadikan pusat basis pembelajaran.”, ungkapnya.
“Kita akan mulai membangun sekolah yang memiliki tata nilai yang berbasiskan budaya & lingkungan,misalnya Sekolah di Wanayasa yang memiliki karakter pertanian maka sekolah disana diarahkan pada nilai pertanian minimal sekolah tersebut bisa menghasilkan produk misalnya manggu dan itu akan dikembangkan diseluruh sekolah di wilayah Purwakarta bahkan sekolah boleh menggarap tanah yang dimiliki pemda untuk dijadikan pusat basis pembelajaran.”, ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar