[Washington DC, USA] Bukan selamat pagi
ataupun good morning,tapi sampurasun yang diucapkan bupati Purwakarta, H.Dedi
Mulyadi,SH., ketika memulai berpidato pada International Young Leader Assembly
di markas PBB, New York.(18/8) Selasa siang waktu Amerika serikat. Lengkap
dengan Iket dan baju pangsi,dihadapan 700 peserta dari 90 negara Dedi
mengucapkan salam dengan cara orang sunda,sambil merapatkan tangan dan sedikit
menunduk,Ucapan.Sampurasun pun bergema di Markas PBB.
Dalam Pidatonya
Dedi yang mewakili Indonesia Menjelaskan Tentang Penguatan Basic Tradisional
Pedesaan Dengan Sistem Pendidikan Berkarakter Sunda yang dijadikan sebagai
basis kekuatan masyarakat. “sebagai upaya Memperkuat Ekonomi Berbasis
Budaya,Peternakan, Perikanan Pertanian Kehutanan dan Industri Kreatif kita
membangun melalui sistem yang berbasiskan budaya dimana didesa dibangun
kekuatan tradisi yang kuat.” Ujarnya. Untuk memperkuat hal itu Dedi dibuat
dalam Perbup Pendidikan Berkarakter yang didalamnya membangun kekuatan generasi
yang mandiri dan produktif “seperti sekolah jam 6 pagi, membuat Tas
Sendiri, Bersepeda,berpuasa seminggu dua kali lalu Teknologi sebagai bagian
Penyempurnaan untuk melakukan Penguatan terhadap basis tradisi sehingga
memiliki daya saing Pasar”,pungkasnya.
Dedi pun memaparkan kondisi yang
sebenarnya,dimana pemakaian teknologi hanya menjadi sarana konsumtif,dimana
pemborosan yang terjadi bahkan desa tanahnya mulai dijual sehingga kehilangan
daya dukung karena hanya mengejar daya konsumtif semata. ” Sekarang Keadaan
terbalik teknologi menjadi sarana konsumtif yang mengakibatkan Pemborosan dan
Pedesaan Kehilangan daya dukung lahan yang tadinya produktif mulai terjual
hanya untuk pemenuhan nafsu konsumtif yang akhirnya bahan pokok harus beli
seperti beras telor daging bahkan jengkol” tuturnya. Untuk mensiasati hal
tersebut Dedi menegaskan desa harus terjaga basis budayanya agar menjadi bagian
dari ketahananan terutama dalam menjaga kekuatan bangsa ; “Saya tegaskan desa
harus terjaga basis budayanya karena sebagai kekuatan Bangsa karena apabila
basis budaya desa kuat bisa menjadi Media Relaksasi Masyarkat kota dan Negara
Maju sehingga terjadi Harmoni Peradaban yang seimbang”, tuturnya. Selain itu
Dedi pun menuturkan bahwa generasi muda harus tetap memegang teguh basis budaya
bangsanya karena menurutnya kepemimpinan muda berbasis budaya hal yang mendasar
untuk membangun daya saing bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar