Kamis, 05 Juni 2014

Sastra Sebagai Nilai Estetik Siswa

(Purwakarta),-Alam di Indonesia bisa menghasilkan sebuah karya besar, gunung menjulang tinggi bisa menjadi puisi, laut bisa menjadi puisi apapun bisa menjadi puisi, potensi besar itu harus kita manfaatkan terutama oleh para sastrawan – sastrawan dalam membangun perubahan bangsa. Demikian salah satu petikan sambutan Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, SH., dalam pembukaan Sastrawan Berbicara, Siswa Bertanya (SBSB), yang diselenggarakan oleh SMPN 2 Purwakarta, di Pendopo Kabupaten Purwakarta, Rabu (28/5).
 
Dalam sambutannya, Dedi menuturkan bahwa profesi sastrawan masih dianggap sebelah mata, padahal menurutnya karya sastra lebih indah dibandingkan dengan menonton tv. “Kenapa sastrawan masih menjadi pekerjaan sampingan, karena di indonesia pemerintah dan masyarakatnya masih belum menganggap bahwa pekerjaan seni itu sebagai profesi yang begitu sangat dihormati betul, masih belum didengar apalagi orang mendengar puisi aneh – aneh . Saya mengenalkan puisi ke kalangan pejabat dan pelajar setiap bulannya, kita berkeliling padahal mendengarkan puisi itu lebih indah dibandingkan menonton bioskop.”, ujarnya.
Selain itu Dedi menegaskan bahwa dengan sastra apapun bisa menjadi kreatifitas, begitu juga dengan masalah tawuran pelajar, menurutnya karya sastra bisa menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut. “ apa yang terjadi dalam lingkungan kita sebenarnya indonesia ini, alam negara kita ini indah setiap jengkalnya bisa melahirkan karya sastra, dibuat gunung lahir puisi gunung, dibuat laut lahir puisi laut, dibuat sawah lahir puisi tentang persawahan, angin, pepohonan dan apapun bisa menjadi karya sastra, makanya alangkah aneh pelajarnya tawuran, kenapa tawuran karena memahami pelajaran menjadi mekanisasi, mekanisasi menjadi benda mati, benda mati didorong menjadi benda produksi itu yang membuat mereka depresi, sehingga menurut saya bahwa persoalan karya sastra didikotonomikan menjadi jurusan, akan tetapi sekolah harus dimasuki pelajaran sastra agar tubuh siswanya tidak menjadi kekakuan tetapi dalam tubuhnya masuk nilai – nilai estetik.”, jelasnya.
Dedi mengungkapkan bahwa orang terdahulu sudah mengenal sastra, dengan karya – karyanya, dimana menurutnya karya tersebut memiliki nilai yang lebih sehingga hingga sekarang karyanya bisa dinikmati. “pelajaran sastra sudah dipelajari oleh dulu, jampi – jampi, jangjawokan merupakan sebuah karya sastra yang ditulis oleh orang tua dahulu, memiliki nilai estetik, nilai mistik dan nilai spirit apabila memiliki tiga nilai tersebut itulah yang disebut kesempurnaan karya sastra, kalau karya sastra hanya disusun kata – kata tanpa memasuki nilai tersebut maka karya tersebut tidak bisa mengguncang hati manusia.”, ungkapnya.
Dirinya pun mengapresiasi terhadap kegiatan tersebut, menurutnya untuk memfasilitasi nilai estetik di sekolah, menurutnya di Purwakarta telah dilakukan dengan tematik pendidikan di sekolah – sekolah. “Menyambut baik kegiatan ini, dan di Purwakarta hari kamis itu hari estetik dimana siswa dibebaskan dari seragam formal disekolah, boleh melakukan nilai – nilai esetetika sehingga disekolah di Purwakarta kamis itu menjadi ruang estetika dengan sebutan nyanding wawangi.”, tuturnya.
Sedangkan menurut Kepala Sekolah SMPN 2 Purwakarta,  H. Ade Nandang Suryana, Spd, M.pd, yang juga sebagai penyelenggara acara menuturkan  bahwa Sastrawan Berbicara, Siswa Bertanya sebagai bentuk mengenalkan nilai apresiasi dan nilai estetik terhadap siswa.” Kegiatan sendiri merupakan program dari direktorat untuk mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang sastra, sehingga kedepan akan lahir karya – karya dari siswa.”, ujarnya.
Sedangkan menurut Kasi Kurikulum Dikdas Disdikpora Purwakarta, Khusni Rahayu, mengungkapkan dengan adanya SBSB ini bisa menjadi jalan kedepan untuk memfasilitasi para siswa di Purwakarta untuk mengikuti event- event. “ SBSB ini juga bagian upaya mempersiapkan potensi siswa dibidang sastra, sehingga dalam menghadapi event Purwakarta sudah siap dan Dinas Pendidikan akan memfasilitasinya.”, ujarnya.
Untuk potensi siswa dalam karya seni, salah satu tokoh sastrawan Jawa Barat Imam Soleh, potensi sastra di Purwakarta, sudah berjalan cukup baik hal itu ditunjang dimana pemerintah daerahanya memfasilitasi para kalangan dalam apresiasi seni sastra dan kegiatan seni lainnya. “ menurut saya potensi sudah ada, sehingga tinggal dikembangkan saja, dan tujuan dari SBSB merupakan bagian dari mengenalkan sastra kepada pelajar, untuk Purwakarta sendiri saya apresiasi pemerintah daerahnya atas prakarsa pak Dedi dengan memberikan memfasilitas dalam pengembangan sastra.”, ujarnya.
Kegiatan sendiri diikuti oleh para pelajar SD, SMP dan SMA se Purwakarta, selain itu kegiatan sendiri diisi oleh berbagai pembacaan puisi, seperti Ari Kpin, Taufiq Ismail, Peri, Jamal D Rahman, Joni Ariadinata serta sastrawan Purwakarta Ayi Kurnia.
(HUMAS SETDA PURWAKARTA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar