Sabtu, 16 Agustus 2014

7 Poe Pendidikan Istimewa Kabupaten Purwakarta di SD - SMP Negeri Satu Atap Terpadu 1 Cibening

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kembali bikin gebrakan. Kali ini, Dedi menggulirkan program 7 Poe Pendidikan Istimewa di Purwakarta. Deklarasi ini dihadiri ribuan peserta terdiri guru dan siswa serta pejabat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) setempat di Pendopo Pemkab Purwakarta, Rabu (26/3).




Bupati Dedi mengatakan,konsep 7 poe (7 hari) pendidikan istimewa yang digulirkannya merupakan bentuk ikhtiar dirinya dan semua pelaku pendidikan di Purwakarta dalam upaya menciptakan pendidikan yang beradab dan paripurna. “Makna tujuh hari pendidikan istimewa adalah, pendidikan harus terus berjalan tidak boleh terhenti,” urai Dedi Mulyadi.
Dia menambahkan,setiap harinya, siswa di Purwakarta akan mendapatkan tema pendidikan yang berbeda. Senin disebut dengan ajeg usantara, Selasa mapag buana, Rabu maneuh di sunda, Kamis nyanding wawangi, Jumaah nyucikeun diri dan sabtu minggu disebut dengan betah diimah.
“Ajeg nusantara adalah dimana siswa dikenalkan akan nusantara, dimulai dari budaya, potensi hingga kekayaan alamnya. Anak Indonesia, sudah seharusnya mengenal nusantara,” jelas Dedi.
Sedangkan istilah mapag buana, sebut Dedi,siswa juga harus bisa lebih mengenal dunia. Anak anak di Purwakarta harus mengenal dunia, baik budayanya, ilmu pengetahuannya untuk meningkatkan motivasi bahwa anak Indonesia pun bisa berbicara di dunia sehingga anak – anak kita sudah siap dengan datangnya peradaban dunia.
Maneuh di Sunda, lanjut dia, merupakan bagian dari mengenalkan kultur daerah dan potensi, khususnya potensi dan kultur masyarakat Sunda. “Purwakarta merupakan bagian dari Sunda. Sebagai orang sunda mempunyai nilai kehidupan yang sangat luas, dengan falsafah kehidupan silis asah, silih asih,silih asuh,” terangnya.
Kamis disebut dengan nyanding wawangi, dimana nilai rasa dan estetik siswa diekspresikan. Dan,Jumat disebut sebagai nyucikeun diri.
Menurut bupati, perlu ditingkatkan nilai spritual dan ritualitas bagi siswa,sehingga nilai estetik yang diajarkan sebelumnya disempurnakan dengan nilai spiritualitas. “Setiap jumaat siswa melakukan kontemplatif diri, dengan memperkuat nilai spiritual. Ini agar jiwa dan pikiran anak tetap terjaga,” ujarnya.
Kepala Disdikpora Purwakarta Andrie Chaerul meminta seluruh peserta baik kalangan pendidik dan siswa harus berperan aktif menyukseskan program tersebut. “Karena konsep awal program ini dari gagasan Bupati, sehingga program ini harus terlaksana dengan baik,” harap Andri. (dadan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar