Kamis, 03 September 2015

Festival Budaya Dunia 'Hipnotis' Masyarakat Purwakarta

Pemkab Purwakarta hibur ribuan warga dengan pagelaran Festival Budaya Dunia Purwakarta. Pagelaran tersebut diikuti 13 negara dunia dan sebagai peringatan hari jadi Kota Purwakarta ke 184 dan Kabupaten ke 47.

Dalam siaran pers kepada detikcom, Sabtu (29/8/2015), warga sangat puas dengan pagelaran tersebut. Hal itu nampak dari berjubelnya warga yang ingin menyaksikan iring - iringan maupun pagelarannya.

Start dari Taman Pembaharuan dari sore hari warga sudah menunggu bahkan banyak dari luar Purwakarta pun hadir turut menyaksikan. Festival sendiri diawali dengan opening art dari padepokan tari suci Purwakarta yang dilanjutkan dengan iring - iringan pasukan berkuda yang dipimpin oleh Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, yang diikuti oleh Muspida.

"Dari tadi siang, sudah di Purwakarta, kepengin lihat Festival Dunia di Purwakarta, bahkan dari awal start hingga sekarang sampai Finish di Bale Maya Datar saya ikuti," ujar seorang warga bermana Dani.

Purwakarta World Festival sendiri, diikuti oleh 1.000 seniman, termasuk 14 negara yang mengikuti, ke 14 negara tersebu, diantaranya, Italia, Jepang, Meksiko, Turki, Mesir, Afrika Selatan, Korea Selatan, India, China, Filipina dan Malaysia. Dedi menuturkan, bahwa Purwakarta World Festival,merupakan bagian dari membangun khasanah dan transformasi kebudayaan yang tujuannya untuk mempersatukan budaya dari berbagai bangsa bahwa setiap budaya di dunia kedudukannya sama.

"Kita ingin memperlihatkan kepada dunia, bagaimana kayanya negeri ini karena sebagai khasanah kebudayaan sebagai dasar kekuatan bangsa. Selain itu kita ingin mengenalkan Purwaka

Selain diikuti dari berbagai negara, Purwakarta World Festival juga diikuti oleh setiap daerah di Indonesia ada, seperti Bali, Jakarta, Banten, Jawa Timur bahkan Maluku selain beberapa kota di Jawa Barat, hal itu sebagai kolaborasi dan satu kesatuan nilai luhur sebagai bangsa. Sedangkan menurut Lem Pias salah satu peserta asal Afrika Selatan, menuturkan bahwa dirinya terpukau dengan kegiatan festival ini bahkan menurutnya kesenian ini baru pertama kali ditampilkan diluar Afrika Selatan.

"Pertama kalinya menampilkan kami, karena membawa pesan khusus, bahwa tarian ini tentang pembebasan perbudakan," ucap Lem Pias dari Afsel.
rta sebagai daerah yang ramah dan daerah yang selalu menjaga kesundaannya. Saya juga ingin mengenalkan Purwakarta sebagai icon kebudayaan sunda pada dunia, ingin meningkatkan kepercayaan diri orang sunda bahwa kebudayan sunda itu sama derajatnya dengan kebudayaannya, selain memperkenalkan Purwakarta sebagai daerah yang ramah masyarakatnya juga ramah investasinya karena dari itu semua sebagai modal dalam membangun peradaban.", jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar